Senin, 12 Maret 2012

Tugas 1 Bahasa Indonesia 2# " Menulis Sebagai Proses Berfikir"

Pengertian Menulis
Menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Dalam komunikasi tulis terdapat empat unsur yang terlibat yaitu : (1) Penulis sebagai penyampai pesan, (2) Pesan atau isi tulisan, (3) Saluran atau media berupa tulisan, dan (4) Pembaca sebagai penerima pesan.
Menulis memiliki banyak manfaat yang dapat dipetik dalam kehidupan ini diantaranya adalah :
1. peningkatan kecerdasan,
2. pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas,
3. penumbuhan keberanian, dan
4. pendorongan kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menurut Graves (1978), seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis, dan merasa tidak tahu bagaimana harus menulis.
Smith (1981) mengatakan bahwa pengalaman belajar menulis yang dialami siswa di sekolah tidak terlepas dari kondisi gurunya sendiri. Umumnya guru tidak dipersiapkan untuk terampil menulis dan mengajarkannya. Karena itu, untuk menutupi keadaan yang sesuangguhnya muncullah berbagai mitos atau pendapat yang keliru tentang menulis dan pembelajarannya. Diantara mitos tersebut adalah :

1. Menulis itu mudah
Teori menulis atau mengarang, memang mudah. Gampang dihafal. Tetapi, menulis atau mengarang bukanlah sekedar teori, melainkan keterampilan. Bahkan, ada seni atau art di dalamnya. Teori hanyalah alat untuk mempercepat pemilikan kemampuan seseorang dalam mengarang. Seseorang tanpa dilibatkan langsung dalam kegiatan dan latihan menulis, tidak akan pernah mampu menulis dengan baik.

2. Kemampuan menggunakan unsur mekanik tulisan inti dari menulis
Seseorang perlu memiliki keterampilan mekanik seperti penggunaan ejaan, pemilihann kata, pengkalimatan, pengalineaan, dan pewacanaan dalam mengarang. Namuan, kemampuan mekanik saja tidak cukup, karangan harus mengandung ide, gagasan, perasaan, atau informasi yang akan diungkapkan penulis kepada orang lain.

3. Menulis itu harus sekali jadi
Tidak banyak orang yang dapat menulis sekali jadi. Bahkan, penulis profesional sekalipun. Menulis merupakan sebuah proses. Proses yang melibatkan tahap prapenulisan, penulisan, serta penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan.

4. Orang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis dapat mengajarkan menulis
Seseorang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis tidak akan mungkin dapat mengajarkan seseorang menulis. Seseorang yang akan mengajarkan menulis harus dapat menunjukkan kepada muridnya manfaat dan nikmatnya menulis. Dia pun harus dapat mendemonstrasikan apa dan bagaimana mengarang.


Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa yang lain

1. Hubungan Menulis dengan Membaca
Membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan pembca sebagai penulis. Seseorang akan mempu menulis setelah membaca karya orang lain atau secara tidak langsung akan membaca karangannya sendiri. Ketika seseorang membaca karangan orang lain ia akan berperan juga seperti penulis, ia akan menemukan topik dan tujuan, gagasan, serta mengorganisasikan bacaan dari karangan yang dibaca.

2. Hubungan Menulis dengan Menyimak
Seseorang akan dapat menulis setelah mendapat inspirasi, ide, gagasan dengan menyimak dari berbagai sumber tak tercetak seperti radio, televisi, ceramah, pidato, wawancara, diskusi, dan obrolan.

3. Hubungan Menulis dengan Berbicara
Menulis dan berbicara keduanya merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif produktif, artinya penulis dan pembicara berperan sebagai penyampai atau pengirim pesan kepada pihak lain. Pesan yang disampaikan melalui media tulisan dapat diperoleh dari hasil berbicara. Dan sebaliknya seseorang berbicara dapat mengambil konsep atau informasi dari hasil tulisan sendiri atau orang lain.

Ragam Wacana
Karangan dapat disajikan kedalam lima bentuk atau ragam wacana, yaitu : deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

1. Deskripsi
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau menggambarkan suatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan, pengalaman, dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah untuk menciptakan imajinasi pembaca sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri apa yang dilihatnya.

2. Narasi
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya suatu hal.

3. Eksposisi
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk menerangkan , menyampaikan, atau menguraikan sesuatu hal yang dapat memperluas atau menambah pengetahuan dan pandangan pembacanya. Sasarannya adalah untuk menginformasikan sesuatu tanpa ada maksud mempengaruhi pikiran dan perasaan pembacanya.

4. Argumentasi
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan dengan menyajikan secara logis, kritis, dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikan oleh penulis.

5. Persuasi
Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu yang disampaikan. Dalam karangan ini bukti atau fakta yang digunakan hanya seperlunya saja yang bertujuan untuk mengajak atau mempengaruhi pembaca.

Menulis sebagai Proses
Dalam pembelajaran menulis terdapat beberapa pendekatan yang sering digunakan antara lain :
1. Pendekatan frekuensi menyatakan bahwa banyaknya latihan mengarang akan membantu meningkatkan keterampilan menulis seseorang
2. Pendekatan gramatikal menyatakan bahwa pengetahuan seseorang mengenai struktur bahasa akan mempercepat kemahiran dalam menulis
3. Pendekatan koreksi menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi penulis yang baik apabila banyak mendapat masukan dari orang lain.
4. Pendekatan formal menyatakan bahwa keterampilan menulis akan diperoleh bila pengetahuan bahasa, pengalineaan, pewacanaan serta aturan menulis dikuasai dengan baik.

Menulis dikatakan sebagai proses karena menulis merupakan serangkaian aktivitas yang terjadi dan melibatkan tahap-tahap yaitu :
1. Tahap Prapenulisan merupakan fase persiapan menulisseperti menentukan topik dan tujuan karangan, mengumpulkan informasi serta membuat kerangka karangan.
2. Penulisan merupakan tahapa untuk mengembangkan ide atau informasi yang diperoleh pada tahap prapenulisan
3. Pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita hasilkan


PENALARAN
Penalaran adalah suatu proses berpikir yang sistematis dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Secara umum penalaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.
Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal yang khusus menuju ke hal yang umum, maksudnya suatu proses yang dimulai dengan kalimat-kalimat penjeklas yang kemudian sampai pada sebuah kesimpulan yang sekaligus merupakan pikiran utama dari penjelasan-penjelasan tersebut.
Penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari suatu yang umum menuju hal-hal yang khusus artinya dimulai dari pokok-pikiran utama kemudian dilanjutkan oleh kalimat-kalimat penjelas.
Penalaran deduktif menggunakan silogisme dan entimen sebagai alat penalarannya, sedangkan penalaran induktif menggunakan generalisasi, analogi dan hubungan kausal.
Dalam penalaran ada yang disebut salah nalar. Salah nalar artinya kekeliruan atau ketiadahubungan antara peristiwa, kasus atau alasan dengan kesimpulannya. Hal ini disebabkan karena kekurangcermatan, kecerobohan, ketidaktahuan atau sikap emosional. Dengan demikian salah nalar disebabkan oleh generalisasi yang terlalu luas, kerancuan analogi, kesalahan kausalitas, kesalahan relevansi dan kesalahan karena menyadarkan pendapat ataua alasan mengenai suatu masalah terhadap seorang tokoh di luar keahliannya.




KALIMAT EFEKTIF
Pilihan Kata
Kata adalah satuan bebas terkecil sebagai pengungkap dan penerima gagasan. Kata menjadi unsur pembentuk kalimat. Karena itu, kualitas pilihan kata akan sangat menentukan keefektifan kalimat. Dengan kalimat yang efektif itu, gagasan yang diungkapkan penutur atau penulis sama dengan gagasan yang diterima oleh pendengar atau pembaca. Untuk memilih kata, dua kaidah dapat dipakai pegangan, yakni kaidah ketepatan dan kaidah kecocokan. Kaidah ketepatan di ukur dari kemampuan kata sebagai alat pengungkap dan penerima gagasan. Sedangkan kaidah kecocokan diukur dari kesesuaian kata dalam konteks penggunaannya.
Seorang penulis dapat menguasai pilihan kata dan memahiri diri dalam memilih kata dengan membiasakan diri melakukan hal-hal berikut : (1) mencermati dan melatih menggunakan kata-kata yang bersinonim, (2) menggunakan kata-kata secara cermat, dan (3) membiasakan diri menggunakan kata-kata secara konsisten.
Dalam penggunaan kata-kata yang bersinonim ada beberapa makna kata yang digunakan seperti makna umum-khusus lebih intensif-kurang intensif, lebih emotif-kurang emotif, umum-teknis, dan leksikon baku-leksikon tidak baku.



Pengembangan Kalimat Efektif
Pengembangan kalimat efektif dapat dilakukan untuk menjadikan kalimat sebagai sarana pengungkap dan penangkap pesan agar komunikasi terjadi secara efektif. Untuk mengembangkan kalimat efektif, dua hal yang perlu diperhatikan yakni persyaratan kalimat efektif dan kiat pengembangan kalimat efektif.
Terdapat dua persyaratan kalimat efektif, yakni persyaratan kebenaran yang bertolak ukur pada kebenaran kaidah bahasa dan persyaratan kecocokan yang bertolak ukur pada kecocokan atau kekompakan kalimat konteks, baik konteks kebahasaan maupun kontreks non-kebahasaan.

Kiat Penyusunan Kalimat Efektif
Kalimat efektif dapat dikembangkan dengan kiat-kiat khusus. Ada empat kiat yang dapat digunakan, yakni :
1. Kiat Pengulangan
Kiat pengulangan digunakan dengan menampilkan informasi penting dengan menampilkan ulang informasi itu baik dalam kalimat maupun dalam untaian kata.
2. Kiat Pengedepanan
Kiat pengedepanan digunakan untuk menonjolkan informasi dengan menempatkan unsur yang ditonjolkan itu di bagian depan kalimat.
3. Kiat Penyejajaran
Kiat penyejajaran digunakan untuk menampilkan unsur kalimat dalam posisi yang sejajar.
4. Kiat Pengaturan variasi kalimat
Kiat pengaturan variasi kalimat digunakan untuk menampilkan kalimat secara bervariasi, baik variasi struktur kalimat maupun variasi jenis kalimat.


PERANCANGAN KARANGAN
Perancangan karangan merupakan salah satu kegiatan dalam tahap prapenulisan. Dalam perancangan itu dilakukan tiga kegiatan yang berurutan, yakni penentuan topik, penentuan tujuan, dan penyusunan rencana karangan. Topik adalah hal pokok yang diungkapkan dalam karangan dalam penentuan topik karangan ada pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh seorang penulis, yakni : kemanfaatan, penarikan dan fisibilitas.
Penentuan tujuan penulisan sangat penting. Tujuan itu ada bermacam-macam seperti menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu tentang hal diberitakan, menjadikan pembaca beropini, menjadikan pembaca mengerti, membuat pembaca senang dan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan dalam karangan. Penyusunan rencana karangan adalah penataan kerangka karangan secara sistematis.
Bagi penulis, kerangka karangan bermanfaat yakni memberitakan arah yang jelas, menghindari kerja ulang, memungkinkan masuknya materi baru, dan membuat kerja penulis menjadi fleksibel.
Kerangka karangan dapat dipilih menjadi dua bentuk, yakni kerangka topik dan kerangka kalimat. Pada kerangka topik bagian-bagian karangan diungkapkan dengan frase. Sedangkan pada kerangka kalimat bagian-bagian karangan diungkapkan dengan kalimat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar