Minggu, 28 November 2010

tulisan ke-2 "Menjadi Pemimpin yang handal"

Tips Kepemimpinan kali ini akan berbicara tentang pemimpin yang menghakimi / menghukum atau istilah lain yang bermakna sama. Sebagai manusia biasa, tentu seorang Pemimpin tidak akan lepas dari kesalahan. Sehingga seharusnya, secara manusiawi seorang Pemimpin akan memaklumi kesalahan yang dilakukan oleh followernya.

Kenyataannya, sebagian besar dari Pemimpin – pemimpin yang ada di sektor bisnis, pendidikan, agama, pemerintahan dan lain sebagainya justru menunjukkan cara memimpin yang mengecilkan / menghancurkan followernya yang berbuat salah.

Hal ini selaras dengan fenomena yang terjadi di masyarakat luas. Sebagian besar dari masyarakat melalui media massa dan lingkungan sering kali membicarakan kesalahan orang lain, menghakimi mereka bahkan sampai membenci / memboikot mereka yang berbuat salah :( .

Seperti yang terjadi pada kasus pornografi yang menimpa artis – artis baik di Indonesia maupun di negara lain. Masyarakat seolah – olah mewakili sikap Pemimpin yang selalu menghakimi kesalahan orang lain tanpa melihat bahwa dirinya sendiri juga pernah bersalah :( .

Setiap manusia memiliki sisi gelap sendiri – sendiri… Ada yang lemah di area harta (koruptor), ada yang lemah di area prostitusi (para hidung belang dan tante girang), ada yang lemah di area perjudian, kekuasaan dan lain sebagainya.

Pemimpin handal adalah, orang yang selalu ingat akan kesalahan nya pribadi saat menghadapi followernya yang bersalah, hal ini akan membuat seorang Pemimpin untuk berpikir lebih dari sekedar mengumbar amarah dan membuatnya berpikir lebih bijaksana :) . Tetapi yang perlu diingat adalah, bukan berarti ini adalah alasan yang tepat untuk membenarkan tindakan salah orang lain :) .

Lebih baik diam jika anda tidak mengerti apa yang terjadi daripada salah berbicara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar