5). Dikumpulkan minggu ke-8 :
Membuat anggaran atau investasi yang dibutuhkan untuk
mendirikan dan menjalan usaha di bidang TIK.
Di dalam menyusun anggaran perusahaan
kita perlu memperhatikan aspek- aspek pokok sebagai berikut :
1.
Organisasi
anggaran.
Dalam
organisasi anggaran ini, yang pertama-tama kita tanyakan adalah siapakan yang
bertanggung jawab atas tersusunya anggaran ini. Karena yang bertanggung jawab
atas tercapainya sasaran perusahaan adalah pucuk pimpinan, maka jelas
penanggung jawab atas penyusunan anggaran ini adalah pucuk pimpinan itu
sendiri.
Untuk melaksanakan tanggung jawab ini, maka biasanya pucuk pimpinan
memebentuk suatu panitia anggaran, yang anggota-anggotanya terdiri atas
pimpinan-pimpinan bidang pemasaran, produksi, personalia, keuangan, Litbang dan
bendaharawan pada masing-masing bagian. Panitia anggaran ini diketuai oleh pucuk
pimpinan itu sendiri. Sebagai koordinator atau pelaksana teknis anggaran
ditunjuk seorang kepala anggaran.
2.
Proses
penyusunan anggaran.
Pada dasarnya proses penyusunan
anggaran dibagi menjadi 3 tahap, sebagai berikut :
Ø Tahap Perencanaan
Jangka Panjang
Tahap ini
dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Peninjauan umum
tentang perkembangan jenis usaha baik secara nasional maupun internasional.
b) Analisis atas investasi
perusahaan di masa lampau, posisi perusahaan dalam persaingan dan
kemungkinan-kemungkinan perkembangannya.
c) Penetapan
sasaran dan kebijakan oleh Direktur Utama.
d) Penyusunan
Ikhtisar rencana operasi dan investasi dalam rangka mencapai sasaran.
e) Peninjauan atas
rencana operasi dan investasi
Ø Tahap
Penyusunan Anggaran Tahunan.
Tahap ini
dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Penyususunan
rencana operasi untuk tahun yang akan datang, meliputi bidang penjualan, riset,
biaya lain-lain oleh masing-masing bidang, dan disampaikan kepada bagian
keuangan atau kepala anggaran.
b) Penyusunan
rencan keuangan untuk tahun yang akan datang, meliputi anggaran kas, anggaran
investasi, dan rencana pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang.
Penyusunan rencana ini dilakukan oleh bidang-bidang yang bersangkutan dan
disampaikan kepada bagian keuangan atau kepala anggaran.
c) Penterjemahan
rencana ke dalam anggaran operasi dan keuangan oleh bagian keuangan dan kepala
anggaran.
d) Penyusunan anggaran
operasi dan keuangan dalam format yang sama dengan format laporan kepada
manajemen, oleh bagian keuangan atau kepala anggaran.
e) Peninjauan atas
anggaran operasi dan keuangan, ditinjau dari akibat-akibat keuangannya, oleh
Dirut bersama bagian keuangan dan kepala anggaran.
f) Perubahan atas
rencana untuk mencapai hasil yang optimal, dilakukan oleh bagian keuangan dan
kepala anggaran.
g) Perubahan
anggaran sesuai dengan perubahan rencana, dilakukan oleh bagian keuangan dan
kepala anggaran.
h) Pengesahan
anggaran oleh Direktur Utama.
- Tahap Pengendalian Pelaksanaan Anggaran Tahunan.
Tahap ini
dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
a) Penyususunan
laporan berkala menunjukan perbandingan antara anggaran dan realisasinya,
b) Penilaian dan
penjelasan atas penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
c) Melakukan
tindakan koreksi atau revisi anggaran jika memang diperlukan.
Secara garis besar, proses penyusunan
anggaran terbagi menjadi dua, yakni dari atas ke bawah (top-down) dan
dari bawah ke atas (bottom-up).
o Dari atas ke bawah (Top-down)
Merupakan
proses penyusunan anggaran tanpa
penentuan tujuan sebelumnya dan tidak
berlandaskan teori yang jelas. Proses penyusunan anggaran dari atas ke
bawah ini secara garis besar berupa pemberian sejumlah uang dari
pihak atasan kepada parakaryawannya agar menggunakan uang yang diberikan
tersebut untuk menjalankan sebuah program. Terdapat 5 metode penyusunan
anggaran dari atas ke bawah:
I.
Metode
kemampuan (The affordable method) adalah metode dimana perusahaan
menggunakan sejumlah uang yang ada untuk kegiatan operasional
dan produksi tanpa mepertimbangkan efek pengeluaran
tersebut.
II.
Metode
pembagian semena-mena (Arbitrary allocation method) merupakan proses
pendistribusian anggaran yang tidak lebih baik dari metode sebelumnya.
Metode ini tidak berdasar pada teori, tidak memiliki tujuan yang jelas,
dan tidak membuat konsep pendistribusian anggaran dengan baik.
III.
Metode
persentase penjualan (Percentage of sales) menggambarkan efek yang
terjadi antara kegiatan iklan dan promosi yang dilakukan
dengan persentase peningkatan penjualan di lapangan.
Metode ini mendasarkan pada dua hal, yaitu persentase penjualan dan sejumlah
pengembalian yang diterima dari aktivitas periklanan dan promosi yang
dilakukan.
IV.
Melihat
pesaing (Competitive parity) karena sebenarnya tidak ada perusahaan yang
tidak mau tahu akan keadaan pesaingnya. Tiap perusahaan akan berusaha untuk
melakukan promosi yang lebih baik dari para pesaingnya dengan tujuan
untuk menguasai pangsa pasar.
V.
Pengembalian
investasi (Return of investment) merupakan
pengembalian keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan terkait
dengan sejumlah uang yang telah dikeluarkan untuk iklan
dan aktivitas promosi lainnya. Sesuai dengan arti katanya, investasi
berarti penanaman modal dengan harapan akan adanya
pengembalian modal suatu hari.
o Dari bawah ke atas (Bottom-up)
Merupakan proses penyusunan anggaran
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan anggaran ditentukan
belakangan setelah tujuan selesai disusun. Proses penyusunan anggaran dari
bawah ke atas merupakan komunikasi strategis antara tujuan dengan
anggaran. Terdapat 3 metode dasar proses penyusunan anggaran dari
bawah ke atas, yakni:
I.
Metode tujuan dan tugas (Objective
and task method) dengan menegaskan pada penentuan tujuan dan anggaran yang
disusun secara beriringan. Terdapat 3 langkah yang ditempuh dalam
langkah ini, yakni penentuan tujuan, penentuan strategi
dan tugas yang harus dikerjakan, dan perkiraan anggaran yang
dibutuhkan untuk mencapai tugas dan strategi tersebut.
II.
Metode pengembalian berkala (Payout
planning) menggunakan prinsip investasi dimana pengembalian
modal diterima setelah waktu tertentu. Selama tahun pertama, perusahaan akan
mengalami rugi dikarenakan biaya promosi dan iklan masih melebihi
keuntungan yang diterima dari hasil penjualan. Pada tahun kedua,
perusahaan akan mencapai titik impas (break even point) antara
biaya promosi dengan keuntungan yang diterima. Setelah memasuki tahun
ketiga, barulah perusahaan akan menerima keuntungan penjualan.
Strategi ini hasilnya dirasakan
dalam jangka panjang.
III.
Metode
perhitungan kuantitatif (Quantitative models) menggunakan sistem
perhitungan statistik dengan mengolah data yang dimasukkan
dalam komputer dengan teknik analisis regresi berganda (multiple
regression analysis). Metode ini jarang digunakan
karena kompleks dalam pemakaiannya.