Kalo berkomunikasi dengan sesama, paling kesel kalo sudah capek2 bicara nggak ada yang mengerti maksudnya. Lebih sebel lagi keliatannya sudah mengerti ujung2nya salah juga. Padahal segala cara dan usaha sudah dipikirkan, mulai dari pengaturan kata2, pemakaian bahasa, speed-nya, dengan tujuan supaya yang diajak bicara mengerti maksud kita. Kog bisa ya..?? Aku atau dianya yang telmi ya...? (telmi=telat mikir)
Kalo sudah begini, jadi males deh bicara ama orang tersebut. Istilahnya nggak nyambung! Buat apa? Buang2 energi aja?
Kalo mis communication nya masih antar sesama sih ok saja, Tapi kaget juga waktu melihat dan mendengar kenyataan, ada orang yang merasa or mengalami mis communication dengan Tuhan. (Kalo ini sich, yang telmi langsung ketahuan deh)
Bagaimana mungkin Tuhan yang maha tahu bisa mis communication. Kalo ada kamus bahasa malaikat, kayaknya nggak bakal ada deh yang namanya mis communication itu. Tapi namanya aja Tuhan, meskipun Dia tidak mengenal kata mis communication, tapi Dia sudah menyediakan cara2 yang sangat benar untuk menghindarinya.
Kalo dipikir memang sangat sulit sekali untuk mengerti rancanganNya. Kadang kita merasa sudah berdoa selalu.. meminta selalu.. berharap selalu.. tapi kog sepi-sepi aja ya... nothing happened tuh. But... kadang2 juga nich... setelah kita nggak memikirkan or nggak memintanya ... eh... jawaban muncul dengan mulusnya. Mis-communication nich... ama Babe.. hahaha
Ya mestilah... orang kalo doa bicara sendiri dan ndak pernah meluangkan waktu untuk mendengar suaraNya.
Saya sendiri juga seringkali telmi (egois tepatnya). Inginnya memaksakan apa yang ada di pikiran, keinginan, untuk dimengerti dan langsung, instantly mendapat respond! emang magic?? hehe... jadi geli sendiri.
Kalau sulit mengerti rancangan Tuhan, itu sangat wajar. Karena rancangan manusia berbeda dengan rancanganNya. Rancangan manusia cenderung terfokus pada kepentingan diri sendiri (ego) dan berbelit2, terikat oleh kelemahan duniawi. Sedangkan rancangan Tuhan adalah tetap, dan terbaik bagi semuanya.
(Yer. 29:11) "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan Damai Sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memBerikan kepadamu hari depan yang pEnUh HaRapan."
Kalau dipikir2, penyebab adanya mis-communication or mis-understanding itu juga bisa dikarenakan kesalahan teknis dari pemahaman berkomunikasi dengan benar. Dikatakan benar.. berarti ada berkomunikasi yang tidak benar.
Apa hubungan Rancangan dengan kOmunikasi? Orang berbicara... pasti mempunyai rancangan dihatinya.. entah itu rancangan baik or jahat. Kalau aku berencana untuk makan malam dengan temen, pasti temenku itu akan ku ajak bicara untuk masuk ke dalam rancanganku tadi. Yaitu rancangan makan malam. Tidak mungkin aku cuma berkata dalam hati ... ting!!... dan si teman langsung tahu maksudku... tul nggak.
Yang menjadi masalah... terkadang apa yang kita rancangkan, tidak sama dengan yang ditangkap si teman. Di pikiran kita sudah terencana nanti malam jam 6. Ehh... si temen datang jam 7. Kesel sekali!!
Usut punya usut... siapa yang salah... (biasa) belum puas kalau belum menunjuk kesalahan orang lain. Si temen mendengar kalau kita berkata jam 7, padahal kita ngotot sudah ngomong dengan benar yaitu jam 6. Jadilah huru hara... rencana yang tadinya indah yaitu makan bersama berakhir dengan gundah gulana dan yang pasti kelaparan semua gara2 mis-communication!! Nggak kLop!!
Tapi tidak semua kesalahpahaman akan berakhir tidak indah. Asalkan kedua pihak yang berkomunikasi cepat tanggap dan bisa saling mengoreksi diri & menghindar dari masalah 'salah menyalahkan'. Tapi banyak juga yang terjadi dengan percekcok-an... perang mulut... dan banyak lagi ketidak puasan... yang cuma dikarenakan salah sambung (emang kabel..).
Kita sering memaksakan orang lain untuk mengerti apa yang kita ucapkan sama persis dengan apa yang kita pikirkan. Padahal itu adalah suatu hil yang mustahal!! Setiap orang, di alam pikirannya, pasti memiliki prioritas2.
Kalau kita sedang berbicara, prioritas kita pasti pada topic yang akan kita bicarakan yang cenderung berpusat pada diri sendiri. Jadinya... seluruh pikiran kita berkonsentrasi pada 'topic' itu tadi. Haruslah diingat! Hal ini tidak terjadi dengan orang lain, yang pasti pada saat itu juga punya fokus pada pikiran mereka sendiri, kepentingan & kebutuhan mereka sendiri, pada prioritas mereka sendiri juga. Perlu untuk tahu beberapa hal kalau ingin lancar dalam berkomunikasi.
Mencermati teladan Tuhan Yesus, cara Tuhan Yesus dalam berkomunikasi, yang mana Dia bisa berkomunikasi dengan setiap orang, di segala lapisan. Apa sih rahasianya??
Sudah pasti disamping sifat2 keAllahanNya yang sudah pasti tahu segalanya terlebih dahulu. Sebagai anak manusia ada kelebihan Yesus yang patut untuk diteladani. Apakah itu??
*Menyediakan Waktu
Yesus selalu menyediakan waktuNya jika mendengarkan orang yang ingin berbicara padaNya. Dan tanpa keberatan akan menghentikan aktivitasnya sendiri demi menanggapi orang yang memerlukanNya. Untuk menyediakan waktu, diperlukan kerelaan. Mengingat kita sendiri sudah ribet dengan segala masalah pribadi. Bisakah kita meninggalkan urusan kita untuk sementara?
*Menyediakan Telinga (mendengarkan)
Mendengarkan tidak kalah pentingnya. Karena percuma saja kalau dalam pembicaraan, masing2 berlomba untuk berbicara dan memonopoli pembicaraan. Sehingga bukan seperti 'pembicaraan' dua arah atau silih berganti... tapi berbicara sendiri2, mengeluarkan uneg2 sendiri, tanpa mendengar dengan seksama. Yang namanya mendengar juga butuh kesabaran dan konsentrasi. Kadang kecenderungan manusia adalah ingin didengarkan dan jarang mau mendengar.
Tuhan selalu ingin mendengarkan kita, meskipun sebenarnya tanpa kita berkatapun Dia sudah tahu keluh kesah kita.
(Rm. 8:26) Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
Tuhan ingin kita berbicara! Dia ingin mendengar suara kita!
(Mat. 7:7) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu
*Memusatkan Pikiran pada pembicara
Tidak kalah pentingnya adalah memfokuskan pikiran kita pada apa yang sedang dibicarakan oleh seseorang. Waktu yang sudah kita luangkan, telinga yang sudah kita siapkan akan sia-sia saja jika fokus kita tidak kesitu. Dengan perhatian yang penuh, kita akan dapat membawa diri kita masuk ke dalam masalah apa yang sebenarnya, kita menyelami alam pikiran si pembicara. Seperti yang dilakukan Tuhan Yesus juga sehingga ada dikatakan Yesus bisa menangis bersama mereka.
*Tidak Memilih
Hal lain dan tidak kalah pentingnya adalah: Yesus tidak pernah memilih2 siapa yang menjadi lawan bicaraNya.
Dari pelacur sampai pemungut cukai, orang kaya, anak2, semua dia layani. Karena dia mengasihi semuanya. Kecenderungan kita, pasti pilih2 dan meremehkan or mengkelas2kan orang. Jangankan pelacur atau anak kecil, ortu nich Orang Tua kita sendiri. Kadang2 kita malas sekali untuk melayani pembicaraannya. Dengan banyak alasan... yang nggak nyambung lah... yang nggak ngertilah... yang mengatur lah... Dan orang yang paling tepat untuk dijadikan temen berbicara adalah pacar tentunya... hehehe... or temen2 deket yang pasti asik untuk diajak bicara... (namanya aja temen dekat) pasti juga sudah melewati seleksi ketat yah...
*Menunggu
Mana ada orang mau menunggu orang lain untuk berbicara? Mungkin emang profesinya sebagai Psikiater kali? atau dokter jiwa... atau mungkin orang kurang kerjaan yah..??
Tetapi inilah yang dilakukan Tuhan terhadap kita anakNya. Dia selalu setia menunggu kita untuk berbicara. Dia merindukan saat dimana kita mencurahkan hati kepadanya. Dia sudah menyediakan jawaban2 bagi setiap permasalahan kita. Tinggal kitanya, tahu atau tidak kalau sedang ditunggu?
(Yoh. 16:24) Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
Inilah cara Yesus. Inilah teladan Yesus. Sebagai pengikut Yesus, kita perlu untuk memikirkan dan mempraktekkan cara teladanNya. Karena kita dituntut untuk menjadi terang bagi semua orang, bukan cuma bagi pacar & orang terdekat!
Kita dituntut untuk tidak menjadi batu sandungan. Kita dituntut untuk menjadi garam dan lilin yang berguna. Bukan garam dan lilin yang disimpan sendiri. Dan yang terutama kita dituntut untuk terlibat dalam jaringan KASIHNYA.
Amin.
Yoh. 11:33
Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya...
Yoh. 11:35
Maka menangislah Yesus
Rm. 12:15
Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar